" tiada paksaan dalam (menganut agama Islam), sesungguhnya telah jelas (perbezaan) antara jalan yang benar dan jalan yang sesat"
-(Al Baqarah: 256)

Khamis, 17 Mei 2012

Fiqih Empat Mazhab : BERSENTUHAN KULIT LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN


Para imam mazhab bebeza pendapat tentang hukum laki-laki yang menyentuh kulit perempuan,
Syafi’i:
hal itu membatalkan wudu dalan keadaan apa jua pun jika tidak ada penghalang, kecuali jika disentuh itu adalah muhrim.
Maliki dan Hanbali:
Jika persentuhan itu disertai syahwat maka batal wudunya, Namun jika tidak disertai syahwat, hal itu tidak membatalkan wudu.
Hanafi:
Hal itu tidak membatalkan wudu, kecuali menegangkan zakar, baik tegang dengan sendirinya mau pun dengan kesengajaan.

Muhammad bin Al-Hasan – seorang murid terkemuka Hanafi berpendapat:
Wudunya tidak batal meskipun zakarnya tegang.
Atha’ berpendapat: Jika seseorang menyentuh perempuan asing – bukan Muhrim – yang dapat dinikahi maka wudunya batal. Sementara itu jika perempuan itu -yang disentuh itu- halal baginya, seperti isteri dan budak perempuan, maka wudunya tidak batal.

Pendapat paling kuat dari syafi’I dan maliki:
Orang yang menyentuh dan yang disentuh sama saja – batal wudunya. Dari Hambali terdapat dua riwayat – yang satu membatalkan dan yang lain tidak membatalkan.

Rujukan: fiqih Empat Mazhab : Syaikh Al Allamah Muhammad Bin Abdurahman ad-Dimasyqi (23:24)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan