" tiada paksaan dalam (menganut agama Islam), sesungguhnya telah jelas (perbezaan) antara jalan yang benar dan jalan yang sesat"
-(Al Baqarah: 256)

Selasa, 12 Jun 2012

ARTI KATA ALMARHUM




Mendengar perkataan almarhum sudah dapat dipastikan bahwa itu adalah orang yang meninggal dunia, karena memang begitu budaya orang melayu , sebab itu ada orang yang tidak mau disebut almarhum, karena yang ia tahu itu adalah sebutan orang yang meninggal sementara dia masih hidup. Padahal orang yang sudah meninggal itu dalam bahasa Arab disebutnya Mayyit / Mayyat, bukan Almarhum.

apa sebenarnya arti almarhum itu?, kalimah  Almarhum (المرحوم) adalah seakar kata dengan kalimah Arrohiim (الرحيم) yaitu dari kata Rohima (رحم) artinya “mengasihi”. Jadi Arrohiim artinya “pengasih” (isim Fa’il) sedangkan Almarhum artinya “yang dikasihi” (isim Maf’ul).

Salah satu sifat Allah adalah Arrohiim (pengasih), karena Allah itu Arrohiim (pengasih) berarti ada Almarhum (yang di kasihi)Nya, siapakah yang dikasihi oleh Allah itu?, yang dikasihi oleh Allah itu adalah makhluk (ciptaan)Nya, jadi semua makhluk Allah akan mendapatkan kasih sayang-Nya baik yang masih hidup atau yang sudah meninggal, oleh karena itu kalimat Almarhum itu tidak hanya milik orang yang sudah meninggal, tapi yang masih hiduppun berhak disebut Almarhum, jadi kita tidak perlu marah ketika ada orang yang mengatakan kepada kita Almarhum, justru kita harus suka karena Almarhum itu adalah yang dikasihi oleh Allah SWT.

Adapun ciri – ciri Almarhum (yang dikasihi) oleh Allah itu adalah :

وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا (63) وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا (64) وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا (65) إِنَّهَا سَاءَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا (66) وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا (67)

Dan hamba Allah yang maha Rohman itu adalah ; orang-orang yang berjalan dimuka bumi ini dengan tidak menyombongkan diri, dan apabila memaki kepada mereka orang-orang yang bodoh; mereka membalas dengan perkataan yang baik (salam). Dan mereka adalah orang-orang yang senantisa menghabiskan waktu malamnya dengan melakukan sujud dan berdiri (sholat)karena Tuhannya. Dan mereka adalah orang-orang yang selalu memohon “ya Allah Tuhan kami jauhkan kami dari siksa Jahannam, karena sesungguhnya Jahannam itu sifatnya kekal”. Sesungguhnya Jahannam itu adalah seburuk-buruknya tempat menetap dan kediaman. Dan mereka adalah orang-orang yang apabila berinfaq tidak berlebihan dan tidak bakhil (menahan) akan tetapi mereka melakukannya diantara itu dengan wajar.
(QS : Alfurqon : 63 – 67).

Jadi menurut ayat diatas bahwa orang yang dikasihi oleh Allah itu diantaranya memiliki 5 karakter, yaitu :
  1. Tidak sombong
  2. Selalu bertutur kata dengan baik, bahkan dihina sekalipun
  3. Rajin solat malam (Tahajud)
  4. Selalu memohon kepada Allah agar dijauhkan dari siksa neraka
  5. Suka berinfaq / bersedakah
bagaimana dengan kita apakah sudah memiliki karakter tersebut? Sehingga kita disebut Almarhum (yang dikashi) Allah.

Diantara manusia ada juga yang disebut Almagdhubi (yang dibenci) dan Ad-dhollin (yang sesat), sebagaimana yang tercantum dalam surat Alfatihah ayat 7 :

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (7)

Tunjukkanlah kami kejalan yang lurus. Yaitu jalannya orang-orang yang telah Engkau beri ni’mat, bukannya jalan orang-orang yang Engkau benci atas mereka dan bukan pula jalannya orang-orang yang sesat

Dalam  tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa yang dimaksud Almagdlub adalah orang-orang yahudi, sedangkan Adlolin adalah orang-orang Nasrani, oleh karena itu Yahudi dan Nasrani tidak boleh dikatakan Almarhum.
Selain Almarhum, Almagdhubi dan Adholin, ada juga yang disebut Alfasiq, Alfasiq adalah orang yang percaya terhadap Allah tapi dia tidak mau melakukan perintah Allah bahkan berani merubah ketentuan Allah (Atta’rifat : 1 : 211), oleh karena itu orang islam pun ada kemungkinan boleh dikatakan Alfasiq kalau orang islam itu hanya mengaku islam tapi tidak pernah menjalankan perintah Allah. Kalau sudah demikian apakah mereka layak dikatakan Almarhum (yang dikashi Allah).

-Fiqhsunnah

Tiada ulasan:

Catat Ulasan