Mendengar
perkataan almarhum sudah dapat dipastikan bahwa itu adalah orang yang
meninggal dunia, karena memang begitu budaya orang melayu , sebab itu ada orang yang tidak mau disebut almarhum,
karena yang ia tahu itu adalah sebutan orang yang meninggal
sementara dia masih hidup. Padahal orang yang sudah meninggal itu dalam
bahasa Arab disebutnya Mayyit / Mayyat, bukan Almarhum.
apa sebenarnya arti almarhum itu?, kalimah Almarhum (المرحوم) adalah
seakar kata dengan kalimah Arrohiim (الرحيم) yaitu dari kata Rohima
(رحم) artinya “mengasihi”. Jadi Arrohiim artinya “pengasih” (isim Fa’il)
sedangkan Almarhum artinya “yang dikasihi” (isim Maf’ul).
Salah
satu sifat Allah adalah Arrohiim (pengasih), karena Allah itu
Arrohiim (pengasih) berarti ada Almarhum (yang di kasihi)Nya, siapakah
yang dikasihi oleh Allah itu?, yang dikasihi oleh Allah itu adalah
makhluk (ciptaan)Nya, jadi semua makhluk Allah akan mendapatkan kasih
sayang-Nya baik yang masih hidup atau yang sudah meninggal, oleh
karena itu kalimat Almarhum itu tidak hanya milik orang yang sudah
meninggal, tapi yang masih hiduppun berhak disebut Almarhum,
jadi kita tidak perlu marah ketika ada orang yang mengatakan kepada
kita Almarhum, justru kita harus suka karena Almarhum itu adalah yang
dikasihi oleh Allah SWT.
Adapun ciri – ciri Almarhum (yang dikasihi) oleh Allah itu adalah :
وَعِبَادُ
الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا
خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا (63) وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ
لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا (64) وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا
اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا (65)
إِنَّهَا سَاءَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا (66) وَالَّذِينَ إِذَا
أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ
قَوَامًا (67)
Dan
hamba Allah yang maha Rohman itu adalah ; orang-orang yang berjalan
dimuka bumi ini dengan tidak menyombongkan diri, dan apabila memaki
kepada mereka orang-orang yang bodoh; mereka membalas dengan perkataan
yang baik (salam). Dan mereka adalah orang-orang yang senantisa
menghabiskan waktu malamnya dengan melakukan sujud dan berdiri
(sholat)karena Tuhannya. Dan mereka adalah orang-orang yang selalu
memohon “ya Allah Tuhan kami jauhkan kami dari siksa Jahannam, karena
sesungguhnya Jahannam itu sifatnya kekal”. Sesungguhnya Jahannam itu
adalah seburuk-buruknya tempat menetap dan kediaman. Dan mereka adalah
orang-orang yang apabila berinfaq tidak berlebihan dan tidak bakhil
(menahan) akan tetapi mereka melakukannya diantara itu dengan wajar.
(QS : Alfurqon : 63 – 67).
Jadi menurut ayat diatas bahwa orang yang dikasihi oleh Allah itu diantaranya memiliki 5 karakter, yaitu :
- Tidak sombong
- Selalu bertutur kata dengan baik, bahkan dihina sekalipun
- Rajin solat malam (Tahajud)
- Selalu memohon kepada Allah agar dijauhkan dari siksa neraka
- Suka berinfaq / bersedakah
bagaimana dengan kita apakah sudah memiliki karakter tersebut? Sehingga kita disebut Almarhum (yang dikashi) Allah.
Diantara
manusia ada juga yang disebut Almagdhubi (yang dibenci) dan Ad-dhollin
(yang sesat), sebagaimana yang tercantum dalam surat Alfatihah ayat 7 :
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (7)
Tunjukkanlah kami kejalan yang lurus. Yaitu jalannya orang-orang yang telah Engkau beri ni’mat, bukannya jalan orang-orang yang Engkau benci atas mereka dan bukan pula jalannya orang-orang yang sesat
Dalam
tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa yang dimaksud Almagdlub adalah
orang-orang yahudi, sedangkan Adlolin adalah orang-orang Nasrani, oleh
karena itu Yahudi dan Nasrani tidak boleh dikatakan Almarhum.
Selain
Almarhum, Almagdhubi dan Adholin, ada juga yang disebut Alfasiq, Alfasiq
adalah orang yang percaya terhadap Allah tapi dia tidak mau melakukan
perintah Allah bahkan berani merubah ketentuan Allah (Atta’rifat : 1 :
211), oleh karena itu orang islam pun ada kemungkinan boleh dikatakan
Alfasiq kalau orang islam itu hanya mengaku islam tapi tidak pernah
menjalankan perintah Allah. Kalau sudah demikian apakah mereka layak
dikatakan Almarhum (yang dikashi Allah).
-Fiqhsunnah
|
Tiada ulasan:
Catat Ulasan