HADITS PERTAMA
Keterangan: HADITS INI “ MAUDHU’
Kata Syaikh ash-Shaghani (wafat th. 650 H): “Hadits ini maudhu’.”[3]
Hadits tersebut mempunyai matan yang panjang, lanjutan hadits itu ada lafazh:
”Janganlah
kalian lalai dari (beribadah) pada malam Jum’at pertama di bulan Rajab,
karena malam itu Malaikat menamakannya Raghaaib…”
Keterangan: HADITS INI MAUDHU’
Kata
Ibnul Qayyim (wafat th. 751 H): “Hadits ini diriwayatkan oleh ‘Abdur
Rahman bin Mandah dari Ibnu Jahdham, telah menceritakan kepada kami ‘Ali
bin Muhammad bin Sa’id al-Bashry, telah menceritakan kepada kami Khalaf
bin ‘Abdullah as-Shan’any, dari Humaid Ath-Thawil dari Anas, secara
marfu’ [4].
Kata
Ibnul Jauzi (wafat th. 597 H): “Hadits ini palsu dan yang tertuduh
memalsukannya adalah Ibnu Jahdham, mereka menuduh sebagai pendusta. Aku
telah mendengar Syaikhku Abdul Wahhab al-Hafizh berkata: “Rawi-rawi
hadits tersebut adalah rawi-rawi yang majhul (tidak dikenal), aku sudah
periksa semua kitab, tetapi aku tidak dapati biografi hidup mereka.”[5]
Imam
adz-Dzahaby berkata: “ ’Ali bin ‘Abdullah bin Jahdham az-Zahudi, Abul
Hasan Syaikhush Shuufiyyah pengarang kitab Bahjatul Asraar dituduh
memalsukan hadits.”
Kata para ulama lainnya: “Dia dituduh membuat hadits palsu tentang shalat ar-Raghaa’ib.”[6]
Rujukan;
Rujukan;
[3]. Lihat Maudhu’atush Shaghani (I/61, no. 129)
[4]. Al-Manaarul Muniif fish Shahih wadh Dha’if (no. 168-169)
[5]. Al-Maudhu’at (II/125), oleh Ibnul Jauzy
[6]. Periksa: Mizaanul I’tidal (III/142-143, no. 5879)
HADITS KEDUA
“Keutamaan bulan Rajab atas bulan-bulan lainnya seperti keutamaan al-Qur’an atas semua perkataan, keutamaan bulan Sya’ban seperti keutamaanku atas para Nabi, dan keutamaan bulan Ramadhan seperti keutamaan Allah atas semua hamba.”
Keterangan: HADITS INI MAUDHU’
Kata al Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalany: “Hadits ini palsu.”[7]
Rujukan;
[7]. Lihat al-Mashnu’ fii Ma’rifatil Haditsil Maudhu’ (no. 206, hal. 128), oleh Syaikh Ali al-Qary al-Makky (wafat th. 1014 H)]
[7]. Lihat al-Mashnu’ fii Ma’rifatil Haditsil Maudhu’ (no. 206, hal. 128), oleh Syaikh Ali al-Qary al-Makky (wafat th. 1014 H)]
HADITS KETIGA:
“Barangsiapa shalat Maghrib di malam pertama bulan Rajab, kemudian shalat sesudahnya dua puluh raka’at, setiap raka’at membaca al-Fatihah dan al-Ikhlash serta salam sepuluh kali. Kalian tahu ganjarannya? Sesungguhnya Jibril mengajarkan kepadaku demikian.” Kami berkata: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui, dan berkata: ‘Allah akan pelihara dirinya, hartanya, keluarga dan anaknya serta diselamatkan dari adzab Qubur dan ia akan melewati as-Shirath seperti kilat tanpa dihisab, dan tidak disiksa.’”
Keterangan: HADITS MAUDHU’
Kata Ibnul Jauzi: “Hadits ini palsu dan kebanyakan rawi-rawinya adalah majhul (tidak dikenal biografinya).”[8]
Rujukan:
[8].
Lihat al-Maudhu’at Ibnul Jauzy (II/123), al-Fawaa’idul Majmu’ah fil
Ahaadits Maudhu’at oleh as-Syaukany (no. 144) dan Tanziihus Syari’ah
al-Marfu’ah ‘anil Akhbaaris Syanii’ah al-Maudhu’at (II/89), oleh Abul
Hasan ‘Ali bin Muhammad bin ‘Araaq al-Kinani (wafat th. 963 H).
HADITS KEEMPAT
“Barangsiapa puasa satu hari di bulan Rajab dan shalat empat raka’at, di raka’at pertama baca ‘ayat Kursiy’ seratus kali dan di raka’at kedua baca ‘surat al-Ikhlas’ seratus kali, maka dia tidak mati hingga melihat tempatnya di Surga atau diperlihatkan kepadanya (sebelum ia mati)”
Keterangan: HADITS INI MAUDHU’
Kata Ibnul Jauzy: “Hadits ini palsu, dan rawi-rawinya majhul serta seorang perawi yang bernama ‘Utsman bin ‘Atha’ adalah perawi matruk menurut para Ahli Hadits.”[9]
Menurut al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalany, ‘Utsman bin ‘Atha’ adalah rawi yang lemah. [Lihat Taqriibut Tahdziib (I/663 no. 4518)]
Rujukan:
[9]. Al-Maudhu’at (II/123-124).
HADITS KELIMA
Keterangan: HADITS INI SANGAT LEMAH
Hadits ini diriwayatkan oleh al-Hafizh dari Abu Dzarr secara marfu’.
Dalam sanad hadits ini ada perawi yang bernama al-Furaat bin as-Saa’ib, dia adalah seorang rawi yang matruk.[10]
Kata
Imam an-Nasa’i: “Furaat bin as-Saa’ib Matrukul hadits.” Dan kata Imam
al-Bukhari dalam Tarikhul Kabir: “Para Ahli Hadits meninggalkannya,
karena dia seorang rawi munkarul hadits, serta dia termasuk rawi yang
matruk kata Imam ad-Daraquthni.”[11]
Rujukan;
[10]. Lihat al-Fawaa-id al-Majmu’ah (no. 290)
[11].
Lihat adh-Dhu’afa wa Matrukin oleh Imam an-Nasa’i (no. 512), al-Jarh
wat Ta’dil (VII/80), Mizaanul I’tidal (III/341) dan Lisaanul Mizaan
(IV/430).
HADITS KEENAM
“Sesungguhnya di Surga ada sungai yang dinamakan ‘Rajab’ airnya lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu, barangsiapa yang puasa satu hari pada bulan Rajab maka Allah akan memberikan minum kepadanya dari air sungai itu.”
Keterangan: HADITS INI BATHIL
Hadits
ini diriwayatkan oleh ad-Dailamy (I/2/281) dan al-Ashbahany di dalam
kitab at-Targhib (I-II/224) dari jalan Mansyur bin Yazid al-Asadiy telah
menceritakan kepada kami Musa bin ‘Imran, ia berkata: “Aku mendengar
Anas bin Malik berkata, …”
Imam
adz-Dzahaby berkata: “Mansyur bin Yazid al-Asadiy meriwayatkan darinya,
Muhammad al-Mughirah tentang keutamaan bulan Rajab. Mansyur bin Yazid
adalah rawi yang tidak dikenal dan khabar (hadits) ini adalah bathil.”[12]
Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albany berkata: “Musa bin ‘Imraan adalah majhul dan aku tidak mengenalnya.”[13]
Rujukan:
[12]. Lihat Mizaanul I’tidal (IV/ 189)
[13]. Lihat Silsilah Ahaadits adh-Dha’ifah wal Maudhu’ah (no. 1898)
HADITS KETUJUH.
“Barangsiapa berpuasa tiga hari pada bulan Rajab, dituliskan baginya (ganjaran) puasa satu bulan, barangsiapa berpuasa tujuh hari pada bulan Rajab, maka Allah tutupkan baginya tujuh buah pintu api Neraka, barangsiapa yang berpuasa delapan hari pada bulan Rajab, maka Allah membukakan baginya delapan buah pintu dari pintu-pintu Surga. Dan barang siapa puasa nishfu (setengah bulan) Rajab, maka Allah akan menghisabnya dengan hisab yang mudah.”
Keterangan: HADITS INI PALSU
Hadits ini termaktub dalam kitab al-Fawaa’idul Majmu’ah fil Ahaadits al-Maudhu’ah (no. 288). Setelah membawakan hadits ini asy-Syaukani berkata: “Suyuthi membawakan hadits ini dalam kitabnya, al-Laaliy al-Mashnu’ah, ia berkata: ‘Hadits ini diriwayatkan dari jalan Amr bin al-Azhar dari Abaan dari Anas secara marfu’.’”
Dalam sanad hadits tersebut ada dua perawi yang sangat lemah[14]
Hadits
ini diriwayatkan juga oleh Abu Syaikh dari jalan Ibnu ‘Ulwan dari
Abaan. Kata Imam as-Suyuthi: “Ibnu ‘Ulwan adalah pemalsu hadits.” [Lihat
al-Fawaaidul Majmu’ah (hal. 102, no. 288).
Sebenarnya
masih banyak lagi hadits-hadits tentang keutamaan Rajab, shalat
Raghaa'ib dan puasa Rajab, akan tetapi karena semuanya sangat lemah dan
palsu, penulis mencukupkan tujuh hadits saja.
Rujukan:
[14].
(1). ‘Amr bin al-Azhar al-‘Ataky.
Imam
an-Nasa-i berkata: “Dia Matrukul Hadits.” Sedangkan kata Imam
al-Bukhari: “Dia dituduh sebagai pendusta.” Kata Imam Ahmad: “Dia sering
memalsukan hadits.” [Periksa, adh-Dhu’afa wal Matrukin (no. 478) oleh
Imam an-Nasa-i, Mizaanul I’tidal (III/245-246), al-Jarh wat Ta’dil
(VI/221) dan Lisaanul Mizaan (IV/353)]
(2). Abaan bin Abi ‘Ayyasy, seorang Tabi’in shaghiir.
Imam
Ahmad dan an-Nasa-i berkata: “Dia Matrukul Hadits (ditinggalkan
haditsnya).” Kata Yahya bin Ma’in: “Dia matruk.” Dan beliau pernah
berkata: “Dia rawi yang lemah.” [Periksa: Adh Dhu’afa wal Matrukin (no.
21), Mizaanul I’tidal (I/10), al-Jarh wat Ta’dil (II/295), Taqriibut
Tahdzib (I/51, no. 142)]
- Fiqhsunnah
Tiada ulasan:
Catat Ulasan